11-17 Renungan Kisah Sengsara - Malam Sengsara
RENUNGAN KISAH SENGSARA
TUHAN KITA YESUS
KRISTUS
49
Peristiwa/Perhentian dari Taman Zaitun hingga Bukit Kalvari – J.Love
Komunitas Kerahiman
Cinta – www.kerahiman-cinta.com
Cetakan ke
1-2015
Mantra meditasi
cinta kasih ilahi oleh Rm.Maximilian Mito, ErDio
1.Tema penyerahan diri
5 6 1 2 3
Aku mengasihi dan menyembahMu Tuhan
3 2 1 7 6
Oh Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
5 6 7 6 5
Engkaulah Sumber Cinta Kasih Allah
5 6 3 5 6
Ke dalam nyala cintaMu, aku menyerahkan diri
2.Tema pertobatan dan Kerahiman Ilahi
Aku mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Engkaulah Sumber Kerahiman Ilahi
Kasihanilah aku orang berdosa ini
3. Tema Penyembuhan dan Penyucian diri
Aku mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Engkaulah Sumber Kasih Allah yang menyembuhkan
Sembuhkan dan sucikan daku dengan nyala cintaMu
4.Tema Mohon Kekuatan
Aku mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Engkaulah Sumber Cinta Kasih Allah
Nyala cintaMu menyegarkan dan menguatkanku
5.Tema Melupakan diri dan mohon cinta akan Tuhan
Aku mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Bakarlah habis cinta diri dalamku
Kobarkan dalam jiwaku cinta akan Dikau dan SalibMu
Malam Sengsara - 7 Peristiwa
Pada malam hari sesudah sakrat maut di Taman Zaitun, Yesus sudah langsung mengalami penderitaan secara fisik. Masih sangat sedikit umat yang mengetahui bahwa pada malam ini sengsara Yesus ternyata cukup banyak.
11. Penangkapan
12. Penyiksaan sepanjang jalan
13. Pengadilan Hanas
14. Pengadilan Kayafas
15. Penyiksaan sesudah pengadilan
16. Penyangkalan Petrus
17. Penjara bawah tanah
11. PENANGKAPAN
Yesus diikat dengan tali kasar dan dibelenggu dengan rantai bagai penjahat.
Yesus keluar dari Taman Zaitun dan menghadapi para penangkap-Nya dengan tenang. Para prajurit terjatuh oleh perkataan Yesus yang penuh kuasa. Yudas memberi Yesus sebuah ciuman pengkhianatan yang menjadi tanda bagi prajurit pembantu untuk menangkap Yesus dengan tali yang kasar dan membelenggu-Nya dengan rantai serta selempang kulit. Petrus mencoba melawan dan memotong telinga Malkhus, hamba imam besar, namun Yesus menyembuhkannya.
Ada begitu banyak kejadian dalam satu peristiwa penangkapan dimana jelas terlihat bahwa Yesus masih memiliki kuasa penuh sebagai Putera Allah. Namun Yesus memilih untuk menyerahkan diri dan diperlakukan sebagai manusia biasa yang lemah. Ini sungguh suatu pengendalian diri yang luar biasa. Sebab jauh lebih sulit untuk mengendalikan kekuatan dan kuasa yang ada pada diri sendiri ketimbang menahan suatu penderitaan. Sungguh bertolak belakang dengan Yudas yang karena tidak bisa mengendalikan keinginannya untuk kaya tega menjual Gurunya sendiri. Mampukah kita mengendalikan diri seperti Yesus? Atau kita seperti Yudas yang mengabaikan iman kita demi jabatan, demi uang, demi keluarga dan kesenangan pribadi?
12. PENYIKSAAN SEPANJANG JALAN
Yesus dianiaya dan disiksa sepanjang jalan hingga terjatuh ke dalam sungai.
Yesus digiring dengan bertelanjang kaki melewati jalanan berbatu tajam sambil terus dipukuli dan dianiaya. Ketika melewati jembatan, mereka menghantam Yesus hingga terlempar dan jatuh ke sungai. Kemudian mereka menyeret-Nya ke tepian, agar Ia naik jembatan kedua kalinya. Wajah Yesus pucat pasi, bengkak, memar. Kaki-Nya terluka, jubah-Nya terkoyak, namun mereka terus menghajar-Nya hingga Yesus beberapa kali terjatuh.
Setiap hari, saat kita melakukan dosa-dosa kecil, itu seperti kerikil tajam dan onak yang melukai kaki Yesus. Saat kita menyambut-Nya dalam keadaan tidak pantas, itu seperti pukulan dan aniaya yang mengenai wajah dan tubuh-Nya. Setiap kali kita mencaci maki sesama, maka prajurit meneruskan caci maki itu kepada Yesus, dan betapa kita mencampakkan Yesus ke dalam sungai dengan segala perbuatan kotor kita, dengan segala tindakan kita yang mengabaikan cinta kasih.
13. PENGADILAN HANAS
Yesus dihina, diperolok, dipukuli dan ditampar dengan sarung tangan besi.
Menjelang tengah malam, Yesus tiba di hadapan Hanas dalam keadaan yang menyedihkan dan kehabisan tenaga, namun Hanas terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan dan hinaan. Yesus hanya membisu dan ketika Ia memberi jawab agar Hanas bertanya kepada mereka yang mendengarkan pengajaran-Nya, seorang hamba rendahan menampar Yesus dengan sarung tangan besi hingga Yesus jatuh. Para pengawal yang lain kemudian ikut memukuli Yesus hingga darah menetes dari wajah-Nya.
Hanas adalah pemimpin pengadilan bagi orang yang dituduh mengajarkan ajaran palsu, dan Yesus dibawa ke sana sebagai tertuduh. Dia yang adalah kebenaran kekal diadili oleh para pendosa. Sama seperti kita yang kerap mengadili perbuatan orang lain yang lebih benar dari kita karena rasa curiga dan prasangka buruk. Kerap kita merasa diri benar dan orang lain yang salah. Betapa mudah kita menyalahkan orang lain, menjelekkan orang lain, membicarakan keburukan orang lain dan menghakimi mereka. Berapa kali kita sebenarnya telah membawa Yesus ke hadapan Hanas?
14. PENGADILAN KAYAFAS
Yesus terus dipukuli di tengah segala tuduhan palsu dan dijatuhi hukuman mati.
Kayafas menghina dan mencecar Yesus dengan berbagai pertanyaan, sementara para saksi palsu melancarkan tuduhan mereka. Sepanjang sidang para hamba rendahan terus memukuli Yesus yang tetap tampil dengan tenang dan sabar. Ketika sidang mulai jenuh, Yesus akhirnya berkata,”Mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” Kebenaran kekal ini langsung disambut Kayafas dengan merobek jubahnya dan bersama para peserta sidang Ia menjatuhkan hukuman mati bagi Yesus karena dianggap menghujat Allah.
Iri hati, rasa dengki dan kesombongan telah membuat mata hati Imam Besar dan para anggota sidang yang terhormat lainnya menjadi buta. Mereka yang merupakan wakil Allah di dunia ternyata tidak dapat melihat kebenaran Allah dan justru menjadi budak iblis. Sampai hari ini, banyak hamba Tuhan yang jatuh dalam kuasa iblis karena kesombongan rohani, karena rasa iri dan ingin menjadi yang paling dipuji, yang paling dihormati dan dianggap kudus. Mungkinkah kita termasuk orang yang duduk di belakang Kayafas saat itu? Orang-orang munafik yang merasa diri benar? Yang menganggap diri lebih rohani dari yang lain?
15. PENYIKSAAN SESUDAH PENGADILAN
Yesus diludahi, dijambak, dipukuli, dilukai dan dilempari segala kotoran.
Ketika sidang berakhir, Yesus diperolok dan disiksa dengan keji oleh para prajurit dan hamba rendahan. Jubah Yesus dilucuti dan diganti dengan mantol usang pendek. Rambut Yesus dijambak, jenggot-Nya dicabuti, kepala-Nya dipelintir, wajah dan tubuh-Nya diludahi, dipukuli, ditinju, dilukai dan dilempari segala macam kotoran. Mereka bahkan menendang kelamin-Nya hingga Yesus terjatuh dan mereka menarik-Nya bangun dengan kasar.
Sungguh keji siksaan yang dialami Yesus sesudah sidang. Inilah silih yang harus ditanggung Yesus atas segala hawa nafsu kita yang tidak terkontrol. Hawa nafsu atas kekayaan, kekuasaan, sex, cinta diri, kehormatan dan sebagainya. Silih atas segala sikap kita yang memuja kesenangan duniawi dan keangkuhan hidup. Atas segala kegembiraan kita yang berdiri di atas penderitaan orang lain. Atas segala kesenangan duniawi kita yang mengakibatkan dosa.
16. PENYANGKALAN PETRUS
Petrus menyangkal Yesus hingga tiga kali saat Yesus menanggung sengsara.
Tingkah laku Petrus yang amat berduka mengundang kecurigaan orang-orang di pengadilan. Mereka mulai menanyai dan menuduhnya sebagai murid Yesus. Petrus yang ketakutan jika mereka menyiksanya, segera menyangkal Yesus hingga tiga kali. Saat itulah Yesus yang digiring melintasi halaman menatap Petrus dengan belas kasih dan dukacita. Tatapan Yesus menembus hati Petrus yang terdalam dan ia sungguh menyesal telah menyangkal Gurunya yang saat itu sedang menanggung sengsara dengan sabar. Petrus pun menangis sejadi-jadinya dalam kepedihan yang dalam.
Manusia itu lemah. Dalam keadaan kalut dan takut, siapapun dapat melakukan kesalahan yang fatal, termasuk kita. Namun jika kita memandang kepada Yesus dan membiarkan tatapan mataNya menembusi hati kita, maka kita akan memperoleh rahmat pertobatan yang tulus dan menjadi kuat kembali untuk melakukan kebenaran. Untuk memaklumkan kepada dunia bahwa Yesus adalah Tuhan dan Guru dalam setiap tindakan kita. Artinya , kita sungguh-sungguh bertingkah laku sebagai murid Yesus yang penuh cinta kasih.
17. PENJARA BAWAH TANAH
Yesus dianiaya dan dibelenggu dalam penjara yang gelap, pengap dan bau.
Yesus dikurung dalam sebuah bilik penjara yang kecil, gelap, pengap dan bau sembari menanti fajar yang segera menjelang. Di sini pun mereka masih saja menganiaya Yesus yang kaku kedinginan, meskipun akhirnya mereka meninggalkan-Nya seorang diri. Pada saat itu seberkas sinar matahari masuk melalui celah udara yang sempit dan jatuh atas-Nya. Yesus memandangi sinar mentari itu, mengangkat kedua tangan-Nya yang terbelenggu dan dengan cara yang sungguh menyentuh hati, mengucap syukur kepada Allah Bapa atas datangnya fajar, atas sengsara ngeri yang akan segera Ia derita.
Sampai hari ini, Yesus masih terpenjara dalam banyak sekali sanctuarium yang gelap dan dingin, karena sikap umat-Nya yang tidak peduli dan bahkan menganiaya-Nya dengan dosa-dosa mereka. Lebih parah lagi, di dalam hati mereka yang memanggil-Nya Tuhan, Yesus terpenjara dalam hati yang kotor oleh dosa, dingin tanpa cinta kasih dan bau kejahatan yang menusuk. Satu malam Yesus lewatkan dalam penjara bawah tanah, tapi bermalam-malam Ia lewatkan dalam sanctuarium dan hati umat-Nya. Betapa menderitanya Tuhan kita.
PENUTUP dari setiap peristiwa
"Aku telah mengambil sepotong kayu, sebuah salib, sebagai simbol. Aku telah memanggulnya dengan kasih yang besar, demi kebaikan segenap umat manusia. Aku telah menanggung sengsara yang dahsyat agar setiap orang dapat bersukacita bersamaKu. Tetapi sekarang, betapa banyakkah gerangan yang percaya kepada Dia yang sungguh mengasihi kalian dan senantiasa mengasihi kalian? Renungkanlah Aku dalam gambaran Kristus yang berseru dan bersimbah darah. Di sana, dan dengan cara ini, dunia memiliki Aku."
Jika engkau sungguh mengasihi Aku, adakah engkau siap untuk menjadi seperti Aku? Apakah yang akan engkau tolak demi taat kepadaKu, menyenangkanKu, menghiburKu? Prostratiolah hingga mencium tanah dan ijinkanlah Aku menyampaikan beberapa kata kepadamu:
Kiranya KehendakKu menang dalam dirimu!
Kiranya KasihKu meniadakanmu!
Kiranya penderitaanmu memuliakanKu!
(dikte Yesus kepada Catalina Rivas)
1.