1-10 Renungan Kisah Sengsara - Di Taman Zaitun
RENUNGAN KISAH SENGSARA
TUHAN KITA YESUS
KRISTUS
49
Peristiwa/Perhentian dari Taman Zaitun hingga Bukit Kalvari – J.Love
Komunitas Kerahiman
Cinta – www.kerahiman-cinta.com
Cetakan ke
1-2015
Mantra meditasi
cinta kasih ilahi oleh Rm.Maximilian Mito, ErDio
1.Tema penyerahan diri
5
6 1 2 3
Aku
mengasihi dan menyembahMu Tuhan
3 2 1 7 6
Oh
Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
5 6
7 6 5
Engkaulah
Sumber Cinta Kasih Allah
5 6 3 5 6
Ke
dalam nyala cintaMu, aku menyerahkan diri
2.Tema pertobatan dan Kerahiman Ilahi
Aku
mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh
Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Engkaulah
Sumber Kerahiman Ilahi
Kasihanilah
aku orang berdosa ini
3. Tema Penyembuhan dan Penyucian diri
Aku
mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh
Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Engkaulah
Sumber Kasih Allah yang menyembuhkan
Sembuhkan
dan sucikan daku dengan nyala cintaMu
4.Tema Mohon Kekuatan
Aku
mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh
Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Engkaulah
Sumber Cinta Kasih Allah
Nyala
cintaMu menyegarkan dan menguatkanku
5.Tema Melupakan diri dan mohon cinta akan Tuhan
Aku
mengasihi dan menyembahMu Tuhan
Oh
Yesus, aku mengasihi dan menyembahMu
Bakarlah
habis cinta diri dalamku
Kobarkan
dalam jiwaku cinta akan Dikau dan SalibMu
Taman Zaitun – 10 Peristiwa
Jika kita sungguh ingin merenungkan sengsara Yesus, kita harus mulai dari Taman Zaitun, karena Yesus justru menderita lebih hebat pada jam-jam di taman Zaitun daripada peristiwa penyaliban. Pada renungan di Taman Zaitun ini kita dapat melihat betapa hebat pergumulan dan derita Yesus hingga berkeringat darah
1.Pengenalan
akan dosa
2.Tiga murid
pilihan yang tertidur
3.Silih yang
harus ditanggung
4.Menjadi
satu-satunya pendosa
5.Silih demi
orang-orang durhaka
6.Penghinaan
terhadap Sakramen Mahakudus
7.Penghiburan
para rasul
8.Para Kudus
yang menghibur
9.Detil detil
sengsara
10.Cawan
sengsara dan kekuatan baru
1. PENGENALAN AKAN DOSA
Yesus dilingkupi dosa seluruh umat manusia dari awal hingga akhir jaman
Yesus adalah Sang Cinta dan dosa adalah ketiadaan cinta. Bagi Tuhan yang Maha Suci, dosa adalah hal yang paling menjijikkan dan menyakitkan. Mengenal satu dosa saja sudah merupakan suatu siksaan yang berat bagi Yesus, apalagi jika harus mengenal semua dosa manusia dari Adam hingga akhir jaman. Jiwa Yesus sungguh berduka amat dalam.
“Dalam passio-Ku, diatas segalanya, Aku ingin kalian merenungkan kepahitan yang disebabkan oleh pengenalan-Ku akan dosa-dosa meskipun karena kodrat manusiawi, kalian tidak dapat memahami tingkat kedahsyatan yang Aku derita. Hanya Tuhan yang mengetahui beratnya suatu pelanggaran yang dilakukan terhadap-Nya.”
Setiap hari, kita dengan mudah berbuat dosa. Kadang kita menyesal, mengaku dosa tapi kemudian mengulanginya lagi. Betapa sering kita melakukan dosa entah besar entah kecil tanpa beban sama sekali. Padahal, untuk satu dosa yang kita perbuat, kita membuat Yesus menderita, apalagi dengan begitu banyaknya dosa yang telah kita perbuat. Kita memang tidak mungkin tidak berbuat dosa oleh karena kelemahan kita. Namun, hendaknya kita selalu ingat, bahwa setiap kali kita berbuat dosa, Yesus harus mengenali dosa kita itu dan menyiksa jiwa-Nya amat dalam. Maka, masihkah kita terus berbuat dosa tanpa beban? Tanpa merasa bersalah terhadap Yesus?
2. TIGA MURID PILIHAN YANG TERTIDUR
Yesus mendapati tiga murid pilihan-Nya tertidur dan tidak berjaga bersama Dia.
Dalam dukacita-Nya akibat dosa manusia yang begitu mengerikan, Yesus keluar dari gua tempat-Nya berdoa dan pergi kepada Petrus, Yohanes dan Yakobus untuk mendapat penghiburan. Namun mereka justru tertidur karena kelelahan, padahal mereka telah dipilih dari antara semua murid yang lain untuk menemani-Nya. Betapa sedih hati Yesus mendapati ketiga murid pilihan ini tidak sanggup berjaga dan seolah tidak peduli pada penderitaan-Nya. Namun, dengan penuh kasih, Yesus membangunkan dan menasehati mereka.
Duka Yesus ternyata tidak berhenti di Taman Zaitun. Hingga kini, Yesus kerapkali mendapati umat pilihan-Nya tertidur dan tidak berjaga bersama Dia. Betapa banyak dari kita yang tidak peduli akan dukacita Yesus? Padahal kita telah dipilih dari antara umat manusia yang lain. Betapa sering kita tertidur dalam kesibukan duniawi dan tidak berjaga bersama-Nya dalam doa? Berulang kali Yesus mencari penghiburan pada kita, tapi kita tidak mempedulikan-Nya. Kita mengabaikan Dia dan tidur dalam keegoisan kita.
3. SILIH YANG HARUS DITANGGUNG
Kengerian meliputi jiwa Yesus atas dahsyatnya silih yang harus ditanggung.
Ketika Yesus kembali lagi ke gua, para malaikat datang dan memperlihatkan keluhuran manusia yang diciptakan seturut citra Allah. Namun dosa telah menghancurkan keagungan itu. Untuk membebaskan manusia dari dosa dan membawa mereka kembali ke martabat yang seharusnya, maka Yesus harus melakukan silih yang amat berat, yang mencakup sengsara jiwa dan raga. Sebagai manusia, jiwa Yesus diliputi kengerian melihat dahsyatnya sengsara yang harus ditanggung-Nya guna menyilih dosa seluruh umat manusia hingga keringat darah mulai menetes dari tubuh-Nya.
Dosa kita tidak dilenyapkan begitu saja oleh Tuhan. Yesus yang harus menanggung sengsara hebat guna menyilih dosa kita. Kengerian dan ketakutan hebat sungguh dirasakan oleh Yesus dalam wujud-Nya sebagai manusia. Kita yang berdosa, Yesus yang menyilihnya. Kita bergembira dalam dosa-dosa yang kita lakukan setiap hari sementara Yesus menanggung rasa takut dan ngeri yang sangat akibat perbuatan kita. Pantaskah kita mengabaikan dan tidak menghormati penderitaan Yesus ini dengan terus berbuat dosa?
4. MENJADI SATU-SATUNYA PENDOSA
Yesus menjadi pendosa tunggal melawan Allah Bapa yang amat dikasihi-Nya.
Demi menyilih dosa seluruh umat manusia, Yesus mengambil dan membebankan seluruh dosa itu menjadi milik-Nya dalam kemanusiaan-Nya yang murni. Dengan demikian, ke-ilahi-an Yesus seolah direnggut, jiwa-Nya ada dalam kegelapan pekat dan Dia menjadi satu-satunya pendosa besar melawan Allah Bapa yang selalu dan amat dikasihi-Nya. Tidak ada dukacita yang lebih dahsyat dari keadaan ini, namun Yesus dengan rela menanggungnya demi cinta-Nya kepada Allah Bapa dan kepada manusia.
Maukah kita terpisahkan dari orang yang amat kita cintai atau dari barang atau kesukaan pribadi? Betapa besar kelekatan kita pada makhluk dan barang duniawi, pada keangkuhan hidup dan harga diri. Kelekatan kita inilah yang menyebabkan Yesus terpisah dari Bapa yang seharusnya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Allah Tritunggal MahaKudus. Yesus melakukannya untuk kita dan Dia amat menderita karenanya, tapi mengapa kita sulit untuk melepaskan kelekatan kita pada hal-hal duniawi demi Dia?
5. SILIH DEMI ORANG-ORANG DURHAKA
Yesus bergumul keras antara cinta dan keengganan-Nya menyilih para durhaka.
Kedurhakaan dan kebinasaan umat kristiani dari segala jaman diperlihatkan kepada Yesus. Tampak oleh-Nya, umat yang begitu dicintai-Nya, yang dikuduskan dengan darah-Nya, justru berlari kepada setan yang mencekik dan menyeret mereka. Yesus amat berdukacita dan timbullah pergumulan hebat di dalam batin-Nya, antara cinta dan keengganan untuk menanggung sengsara dahsyat demi umat yang begitu durhaka dan tak tahu berterima kasih. Butir-butir darah pun menetes ke tanah.
Perpecahan, bidaah, kesombongan, ketidaktaatan, kemunafikan, kemurkaan, kerakusan dan sederet dosa lain yang tak terbilang banyaknya terus menerus dilakukan oleh umat kristiani di segala jaman. Gereja-Nya, mempelai-Nya yang terkasih justru mendurhaka terhadap-Nya. Mungkinkah kita juga termasuk di dalam gerombolan umat durhaka ini? Kita yang bersikap suam-suam kuku, yang tak peduli pada Tuhan dan gereja, yang tidak mencintai sesama apalagi musuh, yang hanya sibuk mengejar kepentingan pribadi dan tak pernah mau peduli pada keinginan Tuhan. Berapa jauhkan kita telah mendurhaka terhadap Tuhan dengan segala ketidakpedulian dan keegoisan kita?
6. PENGHINAAN TERHADAP SAKRAMEN MAHAKUDUS
Yesus melihat diri-Nya terkoyak dan tercabik hingga hancur berkeping-keping.
Yesus melihat seekor ular raksasa bermahkota memimpin para penghuni neraka yang amat banyak dari berbagai bangsa dan usia. Segala jenis senjata mereka berterbangan di udara bagaikan mesin pengirik. Mereka menyerang Yesus dari segala penjuru hingga tubuh-Nya terkoyak dan tercabik. Betapa mengerikan! Yesus terluka dan memar, roboh dari satu sisi ke sisi yang lain seolah serangan mereka nyata. Tetes-tetes besar darah menuruni wajah-Nya. Serangan mengerikan ini adalah dosa terhadap Sakramen MahaKudus.
Hosti dan anggur adalah sungguh tubuh dan darah Yesus yang diberikan kepada gereja, mempelai-Nya untuk mempersatukan mereka dengan-Nya. Namun, karya kasih Yesus yang luar biasa ini dihina dan dicemarkan terus menerus hingga kini. Banyak umat yang menerima-Nya dengan asal-asalan, tanpa rasa hormat, tanpa cinta kasih, dan tanpa pengakuan dosa. Bahkan banyak yang menolak dan tidak mau mengakui kehadiranNya yang nyata dalam Sakramen MahaKudus. Dosa sakrelegi ini sungguh mencabik tubuh Yesus sepenuhnya dan Ia melihatnya dalam dukacita yang dahsyat.
7. PENGHIBURAN PARA RASUL
Yesus yang terpuruk dan lemah ditopang penuh kasih oleh ketiga murid-Nya.
Sesudah berbagai penglihatan yang begitu mengerikan, tak ada lagi kekuatan pada Yesus. Ia keluar dari gua dan mendatangi ketiga rasul dengan wajah pucat pasi dan gemetar, berlumur darah dan rambut acak-acakan. Para rasul yang tidak lagi tertidur, segera bangkit dan menopang Yesus dengan penuh cinta kasih. Setelah menyampaikan beberapa pesan, Yesus kembali ke dalam gua dengan dipapah oleh Yohanes dan Yakobus untuk meneruskan meditasi sengsara-Nya.
Seringkali kita menuntut para imam, para rohaniawan dan para awam pemimpin lainnya untuk selalu kuat, teguh dan tak boleh terpuruk. Jika mereka terjatuh, dengan mudah kita menghakimi dan bukan menolong. Padahal Yesus yang selalu menghibur dan menguatkan, ternyata tetap membutuhkan penghiburan, kasih dan bantuan dari para murid-Nya saat Dia dalam kondisi terpuruk dan lemah. Bukankah hal yang tabu bila murid menopang gurunya, bila umat menopang imamnya, dan bawahan menopang atasannya. Sebab dalam hal inilah, justru kasih terlihat nyata.
8. PARA KUDUS YANG MENGHIBUR
Yesus melihat keharmonisan dan kesatuan para kudus yang amat indah.
Yesus melihat para kudus dari masa lampau yang akan terbebaskan dari limbo dengan wafat-Nya. Yesus melihat juga barisan para kudus dari masa mendatang dengan mahkota kemenangan yang berasal dari persekutuan mereka dengan sengsara dan kebangkitan-Nya. Penglihatan akan para kudus di surga mulia ini sungguh menghibur dan menyentuh hati Yesus. Memberi kekuatan dan ketenangan dalam jiwa-Nya serta meliputi hati-Nya dengan cinta kasih yang mendalam.
Betapa Yesus bersukacita bila kita masuk ke dalam barisan para kudus di surga. Pertobatan, ketaatan dan cinta kasih kita adalah sumber kekuatan Yesus dalam melalui perjalanan sengsara-Nya. Jangan pernah ragu untuk bertobat dan kembali pada-Nya, karena tujuan sengsara dan wafat Yesus adalah untuk membawa kita semua ke dalam kehidupan abadi penuh sukacita di surga. Marilah kita mulai dengan sungguh-sungguh memikirkan masa depan kita di surga dan tidak lagi terpikat dan terikat dengan kehidupan kita di dunia. Iman, pengharapan dan kasih hendaknya selalu ada pada kita.
9. DETIL-DETIL SENGSARA
Yesus melihat semua detil sengsara-Nya hingga Ia jatuh tersungkur.
Para malaikat memperlihatkan setiap detil sengsara yang harus dijalani-Nya mulai dari ciuman khianat Yudas hingga wafat-Nya. Detil sengsara memang menakutkan bagi kemanusiaan Yesus, namun yang paling menyiksa-Nya adalah keterpisahan dengan Allah Bapa. Jubah-Nya basah oleh keringat darah, dan Yesus tersungkur seolah dalam sakrat maut.
“Engkau merenggut Aku daripada-Mu. Aku merasa bagai turun ke suatu jurang yang sedemikian hingga Aku bahkan tak mengenali tangan-Mu dalam situasi yang begitu tragis itu. Darah yang mengucur dari tubuhKu memberikan kesaksian kepada-Mu akan ketakberdayaan-Ku di bawah tangan-Mu yang penuh kuasa.”
Yesus mengalami sengsara batin yang luar biasa dalam pergumulan di Taman Zaitun. Suatu derita dukacita yang dapat membawa kematian. Sungguh salah bila kita hanya memikirkan sengsara fisik Yesus, sebab di Taman Zaitun inilah justru Yesus menderita paling hebat. Dalam kehidupan kita pun, seringkali penderitaan batin jauh lebih menyakitkan ketimbang penderitaan fisik. Bila suatu hari nanti kita mengalaminya, kita dapat mempersatukan dalam derita Yesus di Taman Zaitun dan kita akan memperoleh penghiburan dari-Nya sebab, seberat apapun penderitaan batin kita, tak akan pernah kita terpisahkan dari Tuhan.
10. CAWAN SENGSARA DAN KEKUATAN
Yesus menerima kekuatan baru dan minum cawan sengsara-Nya dengan rela.
Seorang malaikat tanpa sayap menghampiri Yesus dan memasukkan makanan berupa benda lonjong kecil sebesar kacang yang memancarkan sinar kemerah-merahan dan memberi-Nya minum dari piala yang bercahaya. Sesudah menerimanya, Yesus tenggelam dalam meditasi yang tenang dan mengucapkan syukur kepada Bapa. Ia masih dalam duka yang mendalam tapi telah cukup kuat dan tenang untuk menyongsong penangkapan-Nya.
Pergumulan Yesus sudah selesai. Sebuah keputusan telah diambil. Yesus akan menjalani serangkaian sengsara yang hebat demi menebus dosa umat manusia. Peristiwa yang terlihat kecil namun memiliki makna yang amat besar. Tanpa keputusan Yesus ini, penyelamatan manusia tidak akan pernah terjadi. Ini sungguh suatu peristiwa yang amat penting dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah di bumi. Sungguh beruntung kita mengenang peristiwa penting ini dan bersyukur serta memuji-Nya. Ya Yesus, betapa mulia keputusan-Mu ini.
PENUTUP dari setiap peristiwa
"Aku telah mengambil sepotong kayu, sebuah salib, sebagai simbol. Aku telah memanggulnya dengan kasih yang besar, demi kebaikan segenap umat manusia. Aku telah menanggung sengsara yang dahsyat agar setiap orang dapat bersukacita bersamaKu. Tetapi sekarang, betapa banyakkah gerangan yang percaya kepada Dia yang sungguh mengasihi kalian dan senantiasa mengasihi kalian? Renungkanlah Aku dalam gambaran Kristus yang berseru dan bersimbah darah. Di sana, dan dengan cara ini, dunia memiliki Aku."
Jika engkau sungguh mengasihi Aku, adakah engkau siap untuk menjadi seperti Aku? Apakah yang akan engkau tolak demi taat kepadaKu, menyenangkanKu, menghiburKu? Prostratiolah hingga mencium tanah dan ijinkanlah Aku menyampaikan beberapa kata kepadamu:
Kiranya KehendakKu menang dalam dirimu!
Kiranya KasihKu meniadakanmu!
Kiranya penderitaanmu memuliakanKu!
(dikte Yesus kepada Catalina Rivas)